Pada artikel kali ini saya ingin berbagi pengalaman apa sih yang mempengaruhi watt dari sebuah power amplifier? Dan bagaimana memaksimalkan daya (watt) sebuah Power amplifier pada sound system?
Mungkin ini bukanlah sebuah tutorial ataupun penjelasan secara teori, namun di artikel kali ini adalah murni catatan dan pengalaman saya.
Terimakasih jika artikel ini bermanfaat, dan mohon maaf juga apabila artikel ini tidak bermanfaat sama sekali
Memaksimalkan watt pada sound system khusunya pada sebuah power amplifier adalah keinginan dan harapan semua orang. Bagaimana tidak, jika kita membuat atau merakit sebuah power amplifier lalu hasil dari suaranya tidak sesuai harapan. Oh sungguuh sakit dan buang-buang waktu apabila harus memperbaiki.
Karena memperbaiki lebih sulit daripada memulai dari nol.
Ada beberapa tips yang ingin saya paprkan disini untuk memaksimalkan daya sebuah power amplifier.
Apa Yang Menentukan Daya (Watt) dari Sebuah Sound System Khususnya Power Amplifier?
Yang Pertama, Sudah pasti jawabannya tergantung beban, dalam hal power amplifier dan sound system bebannya itu adalah speaker. Sebagai contoh, misal kita membeli sebuah power amplifier buit-up dengan daya 1000 watt, atau merakit sendiri dengan total daya 1000 watt apabila kita hanya memeiliki sebuah speaker dengan daya maksimal 500 watt maka hasil yang keluarpun tetap 500 watt.
Mau diputer volume sampai mentok bahkan sekeras apapun tetap daya yang keluar tetap 500 watt karena daya maksimal speaker sudah sampai pada batasnya.
Apabila dipaksakan maka coil speakernya lah yang akan jebol dan hangus.
Nah sekarang bagaimana jika sebaliknya, speaker dengan daya maksimal 1000 watt dan sedangkan power amplifiernya hanya memiliki daya maksimal 500 watt?
Apakah akan mengeluarkan daya 1000 watt juga sesuai watt maksimal speaker? Kalau kondisi seperti ini jelas sebuah speakerpun hanya akan mengeluarkan daya sebesar 500 watt. Kenapa? Karena ini adalah daya maksimal dari sebuah power amplifier.
Lalu bagaimana jika dipaksakan memutar volume sampai mentok? Maka kalaupun power amplifier tidak jebol maka speakerlah yang akan jebol.
Kok bisa spekaer yang jebol, padahal kan power amplifier yang kekurangan daya?
Apabila power terus dipaksakan maka akan mengeluarkan sinyal suara yang cacat. Nah suara cacat inilah yang rawan menjebol atau memutuskan sebuah coil speaker meskipun daya sebuah power amplifier lebih kecil dari beban speakernya.
Jadi, mau daya yang keluar dari power lebih besar dari daya maksimal spekaer ataupun sebaliknya daya yang keluar dari power amplifier lebih kecil dari daya maksimal speaker, maka semuanya tetap beresiko menjebol dan memutuskan coil speaker itu.
Meskipun jarang sekali operator sound system yang memaksa menaikan level volume meskipun suara terdengar sudah cacat. Jarang ya, namun yang kita lihat dan kita contohkan adalah dari sisi resikonya.
Yang Kedua adalah nilai Impedansi pada sebuah speaker.
Impedansi merupakan sebuah ukuran resistansi atau yang biasa di kita dengar adalah beban/hambatan.
Singkatnya adalah Beban yang dibebankan kepada sebuah power amplifier, yaitu dalam hal ini adalah speaker.
Umumnya dan kebanyakan speaker memiliki impedansi atau hambatan 8 Ohm (rata-rata ini ya)
Secara teori power amplifier yang di beri beban atau impedansi lebih rendah/kecil maka akan mengeluarkan daya dua kali lipat bahkan lebih.
Kenapa? Karena Impedansi (ohm) merupakan beban yang harus ditanggung oleh power amplifier. Semakin besar beban maka keja power amplifier semakin berat, dan sebaliknya jika beban kecil maka pekerjaan power amplifier pun menjadi ringan.
Bagaimana mengatasinya sedangkan impedansi speaker sudah jelas tertulis 8 Ohm?
Nah disini kita masuk ke pembahasan hukum Ohm. Ini rumus ya tidak bisa diganggu gugat, karena dari sono nya sudah begitu, hehe.
Cara ini juga sekaligus menjawab semua pertanyaan-pertanyaan kenapa power amplfier yang menggunakan dua speaker yang dipasang secara paralel suara lebih terdengar enak dan enteng ketimbang yang memakai satu speaker?
Ya, jawabannya karena itu tadi, Semakin besar impedansi speaker maka kerja power amplifier juga semakin berat, dan sebaliknya.
Karena dua speaker jika disambung secara Paralel maka akan menghasilakn Impedensi 4 Ohm
Namun dengan catatan Watt dan Impedensi dari kedua speaker sama karena untuk meminimalisir rusaknya salah satu coil speaker apabila speaker tidak sama.
Rumus Pemasangan Seri Paralel Speaker
Sebelum ke Pembahasan spekaer, kita ketahui dulu apa itu seri dan paralel
Seri merupakan rangkaian yang hanya terdiri dari satu jalur untuk melewatkan arus.
Sengakan Paralel merupakan rangkaian yang terdiri lebih dari satu jalur untuk melewatkan arus.
Diketahui satu Speaker impedansinya 8 Ohm dan kita memiliki 4 buah spekaer yang sama
Perhatikan Gambar |
Rumus Singkat Rangkaian Seri
Rs = R1 + R2 + R3 + R4 dan sterusnya
Keterangan:
- Rs = Hambatan Total Rangkaan Seri (Ω atau Ohm)
- R1 = Hambatan Pertama (Ω atau Ohm)
- R2 = Hambatan Kedua (Ω atau Ohm)
- R3 = Hambatan Ketiga (Ω atau Ohm)
- R3 = Hambatan Keempat (Ω atau Ohm)
Rumus Singkat Rangkaian Paralel
1/Rs = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + 1/R4 dan seterusnya
Keterangan:
- Rp = Hambatan Total Rangkaan Paralel (Ω atau Ohm)
- R1 = Hambatan Pertama (Ω atau Ohm)
- R2 = Hambatan Kedua (Ω atau Ohm)
- R3 = Hambatan Ketiga (Ω atau Ohm)
- R3 = Hambatan Keempat (Ω atau Ohm)
Dalam rumus paralel kita menolak lupa waktu SD tentang Penyebut dan Pembilang. wkwkwk. Jangan sampai salah menjumlah.
Yang ketiga adalah PSU (Power Suplly Unit)
Mau Berapapun daya maksimal dari speaker atau Power Amplifier apabila PSU kurang memadai atau kurang mensupply ya apa mau dikata. Karena dalam hal ini PSU merupakan salah satu pokok penting. Karena dengan adanya PSU lah semua bisa bekerja dengan maksimal kalau PSU nya maksimal.
Pada power amplifier atau sound system PSU merupakan syarat utama dan syarat mutlak agar Power Amplifier mengeluarkan daya yang besar bahkan sampai maksimal.
Untuk Penjelasan lengkapnya sudah Admin paparkan lumayan detail di Artikel Belajar Merakit Amplifier: Kupas Tuntas Seputar Power Supply Unit (PSU) dan Skema Lengkap
Yang keempat atau yang terakhir adalah Jumlah Transistor Final
Untuk lebih lengkapnya penjelasan tentang perhitungan jumlah transistor Final, Sudah Admin catat di Artikel Cara Menentukan / Menghitung Jumlah Transistor Final pada Power Amplifier
Penrhitungan jumlah transistor final juga tidak kalah penting, karena transistor final juga berperan dalam hal menentukan jumlah daya (watt) yanng dikeluarkan oleh Power Amplifier
Sebagai contoh, Kita sudah memiliki PSU yang kurang lebih mampu mendorong dan memberikan daya sebesar 1000 watt lebih, terus kita juga sudah mempunyai speaker dengan watt maksimal sebesar 1000 watt, namun kita hanya memliki sebuah kit pada power amplifier dengan jumlah transistor final sanken sebanyak dua set.
Seperti yang kita ketahui bahwa transistor final sanken per set nya hanya memiliki daya maksimal 200 watt, jadi untuk 2 set sanken daya maksimalnya sebesar 400 watt. Apakah speaker tetap akan mengeluarkan daya maksimalnya sekitar 1000 watt? Tentu tidak, karena daya yang keluar dari power amplifier hanya sebesar 400 watt tergantung dari Transistor final. Meskipun PSU sendiri sudah bisa dikatakan maksimal.
Kalaupun dipaksakan, maka transistor lah yang kemungkinan hangus, atau bisa juga coil speaker yang hangus karena sinyal suara yang cacat.
Bagaimana kalau sebaliknya? Transistor Final sudah memenuhi syarat sekitar 1000 watt dan PSU nya hanya memeiliki daya maksimal 400 watt? Ya sama saja. Maka daya yang keluarpun tetap 400 watt.
Kesimpulan
Bisa kita simpulkan, bahwa menetukan daya (watt) dari sebuah sound system tidak ditentukan oleh satu bagian saja. Tentu semuanya juga harus seimbang, antara PSU, Transistor Final dan Speaker.
Jika salah satu ada kekurangan, maka hasilnyapun tidak akan maksimal.
Q: Apakah akan terdengar enak jika salah satu ada yang kurang?
A: Enak itu relatif, tergantung selera. Beda kepala tentu saja beda isi.
Q: Tapi punya saya ko tetep enak-enak saja meskipun hanya mempunyai power sekitar 500 watt sedangkan speaker sekitar 1000 watt.
A: Ya silahkan lanjutkan saja seperti itu, karena setiap orang juga pasti beda selera. Kalau seleranya seperti itu ya silahkan. Ya gak bro? hehe
Seperti halnya lampu atau led 12 volt, lalu diberi tegangan sekitar 7-9 volt. Apakah tetap nyala? Nyala kok. tapi.............
Bagaimana jika led 12 volt dikasih tegangan 12 Volt? apakah masih ada tapi? tentu saja tidak. Sama halnya dengan spekaer.
Oke mungkin cuma itu saja artikel tentang Apa Yang Menentukan Daya (Watt) dari Sebuah Sound System Khususnya Power Amplifier?
Ini murni catatan dan pengetahuan pribadi ya boss. Kalaupun, salah ya mohon maaf mungkin ilmu saya belum sampai kesana, karena saya masih pemula.
Dan terimakasih apabila artikel ini bermanfaat
Terimakasih
Salam SoundMan